Yoga Jati Pratama
240210140003
Kelompok 1A Universitas Padjadjaran
240210140003
Kelompok 1A Universitas Padjadjaran
IV. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan pengenalan alat
No.
|
Nama Alat dan Gambar
|
Fungsi Alat
|
keterangan
|
1.
|
Erlemeyer
|
·
Untuk mentitrasi larutan
|
Ukuran : 25,100,250 ml
|
2.
|
Gelas kimia
|
·
Untuk menyimpan media
·
Untuk menyimpan larutan yang mempunyai
ketelitian rendah
|
Ukuran :
100ml
500ml
250ml
|
3.
|
Labu ukur
|
·
Mengukur larutan dengan kuantitatif
·
Mencampur larutan
·
Untuk pengenceran
|
Ukuran : 100ml,25 ml,200ml
Suhu20 ̊c→ 25ml,100ml,250ml
27,5→250ml
Grade A = 25ml,100ml
Grade B = 250ml
Ketelitian
25ml →±0,03ml
250ml →± 0,23ml
100ml → ±0,10ml
|
4.
|
Gelas ukur
|
·
Mengukur volume larutan
·
Mengukur bahan cair
|
Ukuran : 100ml,50ml,10ml
Suhu 20 ̊c → 10ml,50ml,10ml
Grade A = 100ml,50ml,100ml
Ketelitian
10ml →± 0,1ml
50ml →± 0,5ml
100ml →± 0,5ml
|
5.
|
Pipet volume
|
·
Untuk mengambil larutan sesuai dengan volume
yang tertera
|
Ukuran →25 ml
Suhu → 27,5 ̊c
Grade B
|
6.
|
Pipet ukur
|
·
Untuk mengukur volume larutan
·
Mengambil larutan sesuai dengan volume yang
tertera pada pipet
|
Ukuran:
1ml
Suhu : 20
̊c
Ketelitan
:0,01 ml
Ukuran
:100ml
Grade B
Ketelitian
10ml : 0,1
Suhu→ 27,5 ̊c
|
7.
|
Neraca analitik
|
·
Menimbang bahan dengan ketelitian tinggi
|
1,0 x10-4
Neraca ayunan
20g/0,1 mg
Neraca analitis
10-4 120g
|
8.
|
Statif , klem dan Buret
|
·
Statif
Sebagai penyangga klem
·
Klem :menghubungkan statif dab buret
·
Untuk titrasi
·
Mengukur cairan dengan ketelitian tinggi
|
Ukuran 200ml
Suhu 27,5 c
Ketelitian 100 : 0,2
|
9.
|
Pipet tetes
|
·
Meindahkan
zat dalam jumlah yang sedikit yaitu setetes demi setetes
|
|
10.
|
Spatula
|
·
Mengambil bahan padat dan untuk mengaduk
|
|
11.
|
Tabung reaksi
|
·
Untuk mereaksikan suatu larutan
·
Tempat pengenceran
|
|
12.
|
Penjepit
|
·
Untuk menjepit tabung reaksi atau alat lain
|
|
13.
|
Batang pengaduk
|
·
Untuk mengaduk
|
|
14.
|
Penjepit krus
|
·
Untuk
menjepit botol timbang atau gelas arloji
|
|
15.
|
Bulb pipet
|
·
Untuk menyedot dan mengerluarkan larutan dari
pipet volume dan pipet ukur
|
|
16.
|
Corong
|
·
Sebagai alat bantu untuk menuangkan larutan
·
Untuk mengalirkan larutan
·
Untuk filtrasi
|
|
17.
|
Kertas saring
|
·
Untuk
menyaring residu
|
|
18.
|
Rak tabung
|
·
Untuk
menyimpan tabung reaksi
|
|
19.
|
Botol semprot
|
·
Untuk
menyimpan aquades
|
|
20.
|
destilator
|
·
Untuk
melakukan teknik destilasi
|
|
21
|
Tanur
|
· Digunakan sebagai pemanas suhu tinggi
1000°c ++
|
|
22
|
Desikator
|
· Untuk menyimpan bahan-bahan bebas air
|
|
23
|
Oven listrik
|
· Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan untuk mengringkan bahan yang dalam keadaan basah
|
|
Sumber : ( Dokumentasi
pribadi, 2015)
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah pengenalan alat praktikum yang telah
dilaksanakan pada tanggal 15 september 2015.
Alat-alat analisis kimia
yaitu alat-alat yang sering digunakan dalam pekerjaan analisis kimia, seperti:
pipet volume, labu ukur, buret, labu erlenmeyer, neraca analitik. Adapun
alat-alat kimia yang lainnya sebagai pendukung pekerjaan analisis yaitu gelas
kimia, gelas ukur, pipet ukur, tabung reaksi, pipet volume, corong, maupun
batang pengaduk. Untuk memperoleh hasil yang baik dalam analisis kimia
diperlukan cara-cara yang khusus dalam pemakaian dan pemeliharaannya. Alat-alat
analisis kimia umumnya digunakan dalam pekerjaan titrasi, gravimetri, maupun
analisis secara instrumentasi.
Adapun untuk pekerjaan analisis
kuantitatif anorganik yang perlu ketelitian lebih besar maka sebelum pemakaian
alat-alat volumentri yang terbuat dari gelas sebaiknya dilakukan kalibrasi alat
terlebih dahulu. Alat-alat praktikum yang dipelajari oleh praktikan adalah
gelas ukur, labu ukur, erlenmeyer, beaker glass, neraca analitik, pipet
volume, pipet ukur, corong, bulb pipet,
spatula, batang pengaduk, penjepit kayu, buret, statis dan klem , buret, tabung
reaksi, pipet tetes.
Erlenmeyer adalah alat gelas
yang memiliki diameter mulut gelas yang kecil dan diameter badan yang semakin
membesar. Ukuran erlenmeyer bervariasi dari 500ml, 100ml hingga 1000ml
tergantung kebutuhan larutan yang akan digunakan. Erlenmeyer berfungsi untuk
menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan, menampung
titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi dan dapat digunakan untuk
mencampurkan larutan. Erlenmeyer yang sering digunakan pada analisis kimia
terdiri dari dua jenis yaitu erlenmeyer biasa yang digunakan untuk titrasi dan
erlenmeyer asah yang digunakan untuk mereaksikan zat yang mudah menguap (refluks) atau untuk zat yang mempunyai sifat-sifat pelarut
organik. Perbedaan kedua jenis erlenmeyer terletak pada bentuknya.
Erlenmeyer
asah terbuat dari kaca
tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm, bentuknya berupa gelas yang
diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat
dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. (Dwidjoseputro, 1994).
Beaker glass biasanya sering disebut sebagai gelas kimia adalah
sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, memanaskan
cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Gelas kimia secara umum
berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran,
mulai dari 1 ml sampai beberapa liter. Gelas kimia dapat terbuat dari kaca.
Gelas kimia yang digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam
atau zat- zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun
bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
Gelas kimia dapat ditutup dengan
kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Keakuratan ukuran
gelas kimia sangat bervariasi. Gelas kimia berbentuk seperti gelas ukur yang
terdapat skala pada dinding dengan ukuran yang bermacam-macam. Perbedaan dengan
gelas ukur hanya terletak pada diameter gelas kimia yang lebih besar daripada
gelas ukur. Ukuran gelas kimia juga bervariasi seperti gelas ukur dengan
memiliki angka ketelitian yang berbeda pula tergantung besarnya ukuran gelas.
Ukuran alat ini mulai dari 10 ml
dengan ketelitian 0,1ml, 50 ml dengan ketelitian 0,5ml, 100ml dengan ketelitian
0,5ml, 250ml dengan ketelitian 1ml, dan 500 ml dengan ketelitian 2,5ml. gelas
kimia memiliki fungsi yang bermacam-macam antara lain untuk mencampur larutan,
mengukur volume secara kualitatif, menimbang sampel, dan untuk memanaskan
larutan (evaporasi).
Labu
ukur merupakan alat gelas yang berbentuk seperti labu dengan leher yang panjang
dan memiliki tutup. Alat ini terbuat dari bahan kaca dan tidak dapat terkena
media atau cairan yang panas karena dapat memuai. Pemuaian yang terjadi pada
labu tersebut dapat mempengaruhi ukuran volume yang telah ditetapkan. Ukuran
labu ukur bermacam-macam mulai
dari 25 ml dengan ketelitian 0,04ml, 50 ml dengan ketelitian 0,05ml, 250ml
dengan ketelitian 0,15ml, 1000ml dengan ketelitian 0,4ml, dan 2000ml dengan
ketelitian 0,6ml. Alat ini sering digunakan untuk mengukur volume secara
kuantitatif, selain itu dapat digunakan untuk membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu dan menghomogenkan larutan.
Penggunaan labu ukur dengan
cara mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan
kemudian tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu
terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang
tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan
homogen (Widodo, 2010).
Pengocokan labu ukur dilakukan dengan cara mebolak-balikkan karena bentuk labu
ukur yang tidak beraturan sehingga apabila pengocakan hanya dilakukan dengan
cara digoyangkan, larutan tidak akan tersebar merata.
Gelas ukur adalah alat yang
berfungsi untuk mengukur volume cairan yang akan digunakan dalam praktikum
berdasarkan analisis kualitatif dengan ukuran volume yang berbeda-beda. Ukuran
gelas ukur bemacam-macam dari ukuran 10ml hingga 500ml. Setiap gelas ukur
memiliki angka kalibrasi yang terdapat pada gelas, angka tersebut menunjukkan
angka kesalahan relatif yang mungkin terjadi pada setiap pengukuran. Contohnya
pada gelas ukur yang berukuran 500 ml terdapat angka kalibrasi yaitu 2,5 ml,
hal ini menandakan bahwa ukuran pasti dari volume yang diukur kemungkinan dapat
berkurang atau berlebih sebanyak 2,5 ml. Semakin besar ukuran gelas maka
semakin besar pula angka kesalahan relatif yang terjadi.
Mengukur volume cairan secara
kuantitatif tidak tepat dilakukan meggunakan beaker glass karena sering
digunakan untuk evaporasi sehingga bahan kaca dan garis skala yang terdapat
pada alat dapat memuai yang dapat mengakibatkan standar pengukuran yang berbeda
pula. Cara membaca volume pada gelas ukur adalah dengan memasukkan cairan yang akan
diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian
terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung
skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung
permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan
gelas ukur, (Dwidjoseputro, 1994). Meniskus terdiri dari dua jenis,
yaitu meniskus cembung untuk membaca pada cairan yang berwarna seperti raksa
dan meniskus cekung untuk membaca pada cairan berwarna bening seperti air.
Pipet
volume berukuran 0,1 ml dengan ukuran 25 ml. Menurut Didik 2010, Pipet volume
digunakan untuk Digunakan untuk mengambil cairan sesuai volume yang diinginkan
secara tepat. Prosedur pemakaian sama dengan pipet ukur. Pipet tetes memliki
ukuran 25 ml.
Menurut
Retno 2010, Pipet tetes digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil
(bertetes-tetes). Teknik memegang pipet ini, pipet dipegang dengan tangan kanan
(lima jari, bukan dua jari). Ibu jari memegang karet pemompa untuk mengambil
dan melepaskan cairan dari pipet. Cara mengeluarkan cairan harus tetes demi
tetes.
Penggunaan pipet dilakukan dengan bantuan bulb pipet untuk
membantu memindahkan cairan. Sebelum bulb dipasangkan dengan pipet ukur, katup
berhuruf ‘A’ ditekan untuk mengempeskan bulb, kemudian dipasangkan ke pipet
ukur. Cara menggunakan alat ini yaitu dengan menekan katup ‘S’ untuk mengambil
cairan yang diinginkan dengan volume tertentu. Setelah itu, untuk mengeluarkan
cairan ke wadah lain dengan menekan katup berhuruf ‘E’.
Neraca analitik merupakan alat yang sering ada
dalam laboratorium yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan.
Neraca analitik berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara kalkulasi
fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang. Cara kerja
neraca analitik hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang hanya timbul
ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010). Neraca
analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan
neraca ini harus secara halus dan hati-hati.Sebelum mulai menimbang persiapkan
semua alat bantu yang dibutuhkan dalam penimbangan.
• Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula.
• Langkah kerja penimbangan yang meliputi:
a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
b. pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca.
c. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula.
Buret adalah sebuah
peralatan gelas
laboratorium berbentuk silinder yang
memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya yang digunakan untuk
meneteskan sejumlah reagen cair dalam proses
titrasi. Buret terdiri dari dua jenis yaitu buret yang berwarna bening dan
buret berwarna coklat. Penggunaan kedua buret sama saja hanya perbedaan buret
berwarna coklat dilakukan untuk reagen cair yang bersifat peka terhadap cahaya.
Cara
menggunakan buret sebelum
digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara
mengisinya kran
ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas.
Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita.
Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari
corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di
bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi
buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan
agar tepat pada skala nol. Buret juga dilengkapi dengan klem buret yang terbuat
dari besi atau baja yang berfungsi untuk menjepit buret yang digunakan
untuk titrasi dan statif yang terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk
menegakkan buret (Sukarti,
T. 2010).
Statip untuk
menjepit buret, soxhlet apparatus, kondensor. Klep buret
digunakan untuk memegang buret bersama standar buret. Menurut Didik 2010, bila
perlu dalam penggunaannya diperlukan juga pemegang klem (statif). Crustang digunakan untuk menjepit alat gelas atau
non gelas, dan yang terakhir adalah alat pemanas tanur untuk
pemanasan dengan menggunakan suhu tinggi hingga 1000oC.
Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai.
Ada tiga jenis spatula
untuk keperluan laboratorium:
1.
Spatula
yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil
obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.
3.
Spatula
nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai sendok
kecil untuk mengambil bahan kimia.
Alat
ini juga dapat digunakan untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam. Berasal dari sebatang kaca
yang berdiameter 4 mm, dipotong menurut panjang yang sesuai dan ujung –
ujungnya dibulatkan dengan nyala Bunsen. Batang itu panjangnya seharusnya 20 cm
untuk digunakan pada tabung reaksi dan 8 – 10 cm untuk pinggan dan gelas piala
kecil. Pipa kaca berongga tidak boleh digunakan sebagai batang pengaduk. Suatu
batang yang satu ujungnya runcing yang dibuat dengan memanaskan sebatang batang
kaca pada nyala, kemudian menarik pada waktu masih lunak seperti dalam membuat
jet kaca dan menatahkan menjadi dua, digunakan untuk melubangi ujung kerucut
kertas saring untuk meindahkan isi kertas saring ke bejana lain, dengan
semprotan air dari sebuat botol cuci. Batang kaca yang ujungnya berkaret
disebut juga policeman digunakan untuk membuat zat padat dari dinding dalam
wadah kaca. Batang pengaduk terbuat dari politena ( polietilena ) dengan suatu
dayung yang berbentuk kipas pada kedua ujungnya berfungsi sebagai policeman
yang memuasakan pada temperatur laboratorium : dayung ini dapat dilekukkan
dalam segala bentuk. ( Vogel, 1990 : 156 ).
Batang
pengaduk merupakan alat yang digunakan untuk membantu melarutkan larutan dan
untuk mengalirkan larutan ke alat gelas yang memiliki diameter mulut yang
kecil.
Tabung reaksi Berupa
tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari kaca borosilikat tahan
panas, terdiri dari berbagai ukuran. digunakan untuk mencampur larutan kimia
dan menyimpan larutan kimia. Sterilisasi tabung reaksi dilakukan dengan cara
mencucinya terlebih dahulu, setelah dikeringkan dan dibungkus dengan kertas
tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur
antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90 – 120 menit. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat
jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat, setelah
selesai tabung reaksi ditutup/disumbat menggunakan
kapas, sumbat plastic tahan panas, sumbat ulir, atau sumbat logam.
Penjepit
kayu digunakan untuk menggambil tabung reaksi atau memindahkan tabung reaksi
jika habis dilakukan pemanasan, penjepit kayu ini terbuat dari kayu sehingga
tidak menghantarkan panas. Terdapat lubang dibagian tengah kepala penjepit agar
sesuai dengan bentuk tabung reaksi.
Bulb
pipet adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet
ukur. Karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia.
Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang
bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S
(suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan
tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk
mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
Corong
digunakan untuk menyaring larutan, atau memindahkan larutan dari wadah yang
mulutnya besar ke wadah yang mulutnya kecil.
Corong sebenarnya terdapat dua jenis, yaitu corong saring dengan kertas
saring, dan corong pisah. Menurut Retno 2010, corong saring digunakan untuk
membantu memindahkan cairan kedalam wadah yang bermulut kecil dan membantu
proses pemisahan padatan dari larutannya dengan bantuan kertas saring.
Sedangkan corong pisah digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan pada
proses ekstraksi. Pemisahan dikerjakan dengan mengocok dua lapisan tersebut
kuat-kuat dan sesaat kemudian kran dibuka untuk membung tekanan yang terbentuk
saat pengocokan, dilanjutkan dengan pendiaman dan pemisahan lapisan secara
perlahan.
Kertas saring dibuat dengan berbagai
kekuatan serap dan kualitas kertas saring juga mempunyai pori-pori yang
berbeda. Kertas saring biasa digunakan dalam laboraturium adalah kertas yang
terbuat dari selulosa murni untuk menepis barang cair. Fungsi utama dari kertas
saring adalah untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan, atau untuk
memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat.
Rak tabung dibuat dengan berbagai macam
jenis ada yang dari kayu, kaca dan juga besi, di dalam laboraturium rak tabung
sangat penting untuk mengimpan tabung reaksi di dalam suatu praktikum contohnya
didalam pembuatan agar tegak dll. Atau hanya untuk sekedar menyimpan tabung
reaksi yang sudah di bersihkan saja.
Botol semprot di dalam laboraturium biasa
digunakan untuk menyimpan aquades dan digunakan untuk mencuci berbagai macam
alat-alat praktikum ataupun membilas bahan-bahan yang tidak larut dalam air.
Pipa destilasi/destilator biasa digunakan
dalam praktikum destilasi baik destilasi sederhana ataupun terfraksi. Prinsip
kerja destilator tersebut erat hubungannya dengan gravitasi bumi mengingat
dalam destilat tersebut air masuk dari bawah menuju keatas karena adanya
tekanan yang dihasilkan oleh gravitasi bumi.
Desikator terbuat dari gelas jenis
semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis atau amber. Di dalam
desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari porselin yang digunakan
untuk meletakkan alat – alat gelas. Di bawah piringan porselin terdapat bahan
pengering yang umumnya terbuat dari silika gel , asam sulfat pekat, fosfor
pentaoksida,kalsium oksida dan sebagainya.
Pengering silikagel biasanya diberi
indicator warna biru yang keriing dan jika telah mengikat uap air warna akan
berubah menjadi merah. Silikagel yang telah jenuh dengan uap air dapat dikeringkan
lagi dengan cara dipanaskan dalam oven dengan suhu 100°C. Tutup desikator pada
bagian permukaan harus diberi bahan pelican missal : silicon grease, agar dapat
tertutup lebih rapat.
Fungsinya digunakan untuk mendinginkan
bahan atau alat gelas (misalnya ; krus porselin, botol timbang) setelah
dipanaskan dan akan ditimbang.
Mengeringkan bahan atau menyimpan zat atau
bahan yang harus dilindungi terhadap pengaruh kelembapan udara.
Selain
terdapat berbagai peralatan laboratorium lainnya.
Praktikan juga harus memperhatikan tentang keselamatan kerja di dalam
laboratorium kimia. Sumber bahaya dalam laboratorium kimia dikelompokan menjadi
bahan kimia yang berbahaya, teknik percobaan, dan sarana laboratorium (Sukarti, T. 2010),
terutama yang bersifat asam, dan reaktif terhadap zat lain atau sekitarnya.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Alat-alat analisis kimia yaitu alat-alat yang
sering digunakan dalam pekerjaan analisis kimia, seperti: pipet volume, labu
ukur, buret, labu erlenmeyer, neraca analitik.
·
Alat-alat
analisis kimia umumnya digunakan dalam pekerjaan titrasi, gravimetri, maupun analisis secara
instrumentasi.
·
Erlenmeyer yang sering digunakan pada analisis
kimia terdiri dari dua jenis yaitu erlenmeyer biasa yang digunakan untuk
titrasi dan erlenmeyer asah yang digunakan untuk menampung cairan hasil
titrasi.
·
Gelas kimia yang digunakan untuk menampung zat
kimia yang korosif seperti asam atau zat- zat lainnya yang sangat reaktif
biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
·
Labu
ukur sering digunakan untuk mengukur volume secara kuantitatif, selain itu
dapat digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
menghomogenkan larutan.
·
Meniskus
adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau
adhesi zat cair dengan gelas ukur
·
Meniskus terdiri dari dua jenis, yaitu meniskus
cembung untuk membaca pada cairan yang berwarna seperti raksa dan meniskus
cekung untuk membaca pada cairan berwarna bening seperti air.
·
Buret terdiri dari dua jenis yaitu buret yang
berwarna bening dan buret berwarna coklat. Penggunaan kedua buret sama saja
hanya perbedaan buret berwarna coklat dilakukan untuk reagen cair yang bersifat
peka terhadap cahaya.
·
Ada
tiga jenis spatula : Spatula yang terbuat dari logam, Spatula politena atau tanduk, Spatula nekel.
·
Pada bulb pipet filler memiliki 3 saluran yang
masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna
untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika
ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust)
berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.
·
Corong terdapat dua jenis, yaitu corong saring
dengan kertas saring, dan corong pisah.
·
Terdapat
berbagai macam jenis bahan untuk rak tabung baik dari bahan kaca atau kayu
keduanya aman untuk digunakan
·
Kertas
saring terbuat dari selulosa murni untuk menepis barang cair. Fungsi utama dari
kertas saring adalah untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan, atau
untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat.
·
Desikator
terbuat dari gelas jenis semi-boroksilat, plastik atau mika. Tipe gelas jenis
atau amber. Di dalam desikator terdapat piringan berpori yang terbuat dari
porselin yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan bebas air agar tetap kering.
·
Oven
listrik biasa digunakan untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan
untuk mengringkan bahan yang dalam keadaan basah
5.2 Saran
Selain
terdapat berbagai peralatan laboratorium. Praktikan juga harus memperhatikan
tentang keselamatan kerja di dalam laboratorium kimia. Sumber bahaya dalam
laboratorium kimia dikelompokan menjadi bahan kimia yang berbahaya, teknik
percobaan, dan sarana laboratorium. sebaiknya
sebelum praktikum, praktikan disarankan untuk membaca dan mempelajari literatur
yang ada serta harus mengetahui zat-zat jenis apa saja yang akan digunakan
sehingga meminimalisir kesalahan dalam melakukan praktikum di laboraturium.
DAFTAR PUSTAKA
Basset,
J. dkk. Alih bahasa A. Hadyana P. dan L. Setiono. 1994. Buku ajar Vogel : Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik.Kedokteran EGC : Jakarta
Harjadi, W. 1993. Ilmu
Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia
Analitik. UI-Press, Jakarta.
Sukarti, Tati. 2010. Pengantar Lengkap Analisa Bahan Pangan
Kimia Analitik. Widya Padjadjaran. Bandung.
Wiryawan,
Adam. 2008. Kimia analitik. Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Widodo, D.S, Lusiana,
R.A. 2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment