Ditulis oleh : Yoga Jati Pratama
NPM : 240210140003
Fakultas/Prodi : Fakultas Teknologi Industri
Pertanian/ Teknologi pangan
Universitas Padjadjaran 2014
Tidak adil rasanya jika setelah
kejadian kopi dengan sianida yang menyangkut kasus MR itu, sianida telah di cap
sebagai racun yang seolah-olah tidak mempunyai nilai positif. Namun tahukah
anda menurut sejarah pada Perang Dunia I, sianida
digunakan dalam praktik kesehatan. Dokter-dokter Jepang juga pernah menggunakan
senyawa tembaga sianida dalam pengobatan penyakit tuberkulosis dan lepra serta
baru-baru ini ada penelitian bahwa sianida dapat digunakan untuk membunuh sel
kanker.
Sianida juga digunakan dalam pengendalian hama. Gas sianida dipakai
guna mencegah serangan hama pada penyimpanan padi, beras serta biji-bijian lain
di dalam gudang. Selain itu, pengasapan menggunakan gas sianida diterapkan pada
pembasmian serangga di kapal-kapal. Senyawa sianida sampai kini juga masih
dipakai guna membunuh hama tikus serta membunuh berbagai jenis semut yang
mengganggu tanaman.
Lantas
apa hubungannya sianida dengan makanan sehari-hari ?, setelah kita tahu apakah
kita harus mencampurkan makanan kita dengan asam sianida ?. tentu TIDAK kawan
setelah kita mengetahui fakta tersebut tetap saja sianida dapat menjadi bencana
dan racun mematikan bagi tubuh kita. Namun tahukah anda sianida secara alami
terdapat pada makanan sehari-hari yang mungkin biasa kita santap yaitu salah
satunya seperti pada singkong, makanan yang familiar dan asli Indonesia ini memang
sudah tidak asing lagi, bahan makanan ini biasa di temui dengan berbagai macam
olahan. Siapa sangka makanan yang satu ini memiliki racun sianida. Seperti yang
diketahui singkong juga sangat tinggi mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan kita. Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah
Karbohidrat 38.06 g, Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg,
dan Serat 1,8 g. Berikut kandungan gizi
per 100g singkong mentah menurut USDA:
Vitamin:
Kandungan vitamin tertinggi singkong adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C
20,6 mg, dan Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine
0.088 mg, Riboflavin 0.048 mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan
Vitamin E 0,19 mg.
Mineral: Sodium
14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg,
Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.
Manfaat
kesehatan dari singkong yaitu terutama sebagai sumber energi karena singkong
rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua
kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap
umbi tropis yang kaya pati. 100 g singkong menyediakan 160 kalori, terutama
berasal dari sukrosa yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang
total terhitung lebih dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya
adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian,
singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup
energi bagi tubuh kita, selain itu singkong kaya akan serat dan 0 kolesterol
sehingga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan menurunkan kadar
kolesterol kemudian singkong juga mengandung protein yang tinggi di banding
ubi, kentang, pisang dan lain-lain. Protein yang tinggi terutama terdapat dalam
daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan, selain dari itu
banyak sekali manfaat lainnya yang dapat diperoleh dari mengonsumsi singkong
ini seperti bebas gluten, sumber vitamin K, B, Mg, Cu, dan kalium yang baik
untuk kesehatan.
Namun
dapat diperhatikan keamanan dari mengonsumsi singkong ini karena singkong
tertentu mengandung senyawa beracun alami yang bernama glikosida sianogen linamarin dan metil-linamarin. Namun mengupas singkong akan mengurangi kandungan
sianida, pengeringan matahari dan perendaman, perebusan akan menguapkan senyawa
ini, yang membuatnya aman untuk dikonsumsi manusia. Menkonsumsi singkong mentah
dapat keracunan sianida dengan gejala seperti muntah, mual, pusing, sakit
perut, sakit kepala, dan bahkan kematian. Secara umum, kandungan sianida secara
substansial lebih tinggi di bagian luar dan kulit kemudian hal lainnya yang
harus diperhatikan yaitu Jangan mengambil singkong yang telah lama disimpan,
dengan ditandai dengan garis-garis atau perubahan warna pada ujung yang menjadi
keabu-abuan. Kemudian Jangan mengkonsumsi jenis singkong yang lebih tinggi
kandungan racunnya yaitu seperti jenis
ungu atau yang juga disebut singkong genderuwo. Jadi, belilah singkong hanya
pada pedagang yang terpercaya. Mengkonsumsi singkong secara monoton dapat
mengakibatkan kondisi kronis seperti neuropati
ataxic tropis (TAN) dan diabetes
mellitus.
Jadi
kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini yaitu meskipun sudah tahu sisi
positif dari sianida tetap saja jika kita tidak mengetahui cara mengolahnya
sianida tetap akan menjadi racun yang dapat merusak tubuh kita, kemudian
meskipun banyak sekali manfaat kesehatan yang dapat diambil dari singkong ini
tetap saja jika terlalu banyak mengkonsumsi singkong juga akan berakibat kurang
baik bagi kesehatan, kemudian perlu diperhatikan pula ketika akan mengolah
singkong karena singkong yang sudah lama disimpan dapat menambah resiko terkena
racun, perhatikan pula jenis dan perlakuan yang harus dilakukan agar kandungan
sianida dalam singkong dapat berkurang dan hilang.
No comments:
Post a Comment