PRAKTIKUM
ANALISIS KADAR LEMAK DENGAN METODE SOXLET,DAN VITAMIN C DENGAN METODE IODIMETRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
Yoga Jati Pratama
(240210140003)
Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran,
Jatinangor
Jalan Raya
Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022) 7798844, 779570 Fax.
(022) 7795780 Email: yoga.jpratama1@gmail.com
ABSTRAK
Lemak
dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Selain itu minyak dan lemak juga merupakan sumber energi yang lebih
efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Namun jika terlalu banyak
mengonsumsi lemak dapat menimbulkan penyakit sepeti kardiovaskuler dan obesitas.
kemudian Vitamin
adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah yang
sedikit, dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang
normal. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui kadar lemak
pada sampel serta mengetahui kadar vitamin c pada sampel yang berbeda. Metode
yang digunakan pada praktikum ini yaitu metode soxlet untuk analisis kadar
lemak serta metode Iodimetri untuk analisis vitamin C. Praktikum dilakukan di
Laboratorium kimia pangan FTIP UNPAD.
Kata kunci
: Analisis
lemak, analisis vitamin C, soxlet, Iodimetri.
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cukup banyak. Energi ini
kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan
lemak.
Lemak merupakan sekelompok besar
molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolemak,
glikolemak, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi
minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair, yang
terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Mengekstraksi lemak secara murni sangat
sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi lemak, akan terekstraksi pula
zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol, phospholemak, asam lemak bebas,
pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan harus bebas
dari air agar bahan-bahan yang larut dalam air tidak terekstrak dan terhitung
sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut menjadi berkurang. Pelarut ini
seperti dietil eter, hexana, benzena,
petroleum eter dan lain-lain.
Vitamin
C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan mudah rusak
selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju perusakan meningkat karena kerja logam,
terutama tembaga dan besi, dan juga oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen,
pemanasan yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan pendedahan terhadap
cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan. Enzim yang mengandung
tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk
penguraian asam askorbat. Asam L-askorbat (vitamin C) adalah lakton (ester
dalam asam hidroksikarboksilat) dan diberi ciri oleh gugus enadiol, yang
menjadikannya senyawa pereduksi yang kuat (Deman, 1997).
Metodologi
Alat yang digunakan pada
praktikum untuk analisis kadar lemak dan vitamin C yaitu kertas saring,
Erlenmeyer, labu lemak, soxlet, pemanas listrik, stir, oven, neraca analitik,
kapas bebas lemak, pemanas listrik pembakar, alat tersebut digunakan untuk
analisis kadar lemak. Sedangkan alat untuk analisis vitamin C yaitu waring blender, labu takar
100ml, aquades, sentrifug, pipet, Erlenmeyer 125ml, 2 ml amilum 1%, standard
yodium 0,01 N.
Bahan yang digunakan untuk praktikum
analisis lemak adalah kornet,santan, tepung pisang, tepung koro sebagai sampel
dan heksana sebagai pelarut lemak. Sedangkan bahan yang digunakan untuk
analisis vitamin C adalah tomat, Vitacimin C, cabe, jambu, jeruk nipis,
Penentuan Lemak dengan Metode
Hidrolisis
Masukkan 2 gram sampel ke dalam
gelas ukur,lalu tambahkan 30 ml HCl, tambahkan pula 20 ml aquades, kemudian
tutup dengan kaca arloji. Dididihkan selama 15 menit, saring dalam keadaan
panas, lalu cuci dengan air panas sampai netral, keringkan kertas saring dan
isinya pada T=100-1050C dan t= 2-2,5 jam, setelah itu kemudian
timbang.
Lemak
Padat
Ambil
1-2 gram padatan kering, lalu masukkan pada hull dibuat dari kertas saring,
beri tanda dengan pensil hull tersebut. Lalu masukan ke unit soxhlet, tambahkan
pelarut heksan sampai menetes, diamkan dalam soxhlet selama 3-4 jam. Setelah
itu, angkat dan uapkan labu lemak pada T=1050C selama 1-2 jam. Lalu
dinginkan sampel dalam desikator dan kemudian timbang.
Kadar
lemak pada sampel dapat dihitung dengan rumus berikut :
Analisis Vitamin C
Sedangkan untuk prosedur analisis
vitamin C yaitu pertama sampel
dihancurkan terlebih dahulu (blender) kemudian timbang sampel 10 – 30 gram dan
tepatkan dalam labu ukur 100 ml saring dengan kertas saring ambil filtrate 5-25
ml masukan dalam Erlenmeyer 125 ml dan tambahkan 2 ml amilum 1 % titrasi I2
0,01 N. volume kadar vitamin C dapat dihitung dengan rumus berikut.
Hasil
dan Pembahasan
Analisis kadar Lemak
Analisis kadar lemak pada
praktikum kali ini menggunakan metode soxlet. Seperti yang diketahui bahan
mempunyai kadar air tinggi, bahan tersebut harus dikeringkan karena pelarut
sulit masuk kedalam jaringan bahan dan pelarut menjadi jenuh dengan air.
Sehingga ekstraksi lemak menjadi kurang efisien (sudarmadji,1989). Pada
praktikum ini, pengeringan bahan dilakukan dengan cara hidrolisis. Lalu
ditimbang dan dimasukan dalam hull.
Seletah hcl dan aquades di
masukan sampel di tutup dengan kaca arloji gunanya untuk menjaga agar HCl tidak
teruapkan semua dan tertahan pada kaca arloji sehingga air yang teruapkan akan
mengendap pada kaca arloji dan berubah menjadi cairan kembali. didihkan 15
menit (dari mendidih) saring dalam keadaan panas cuci dengan air panas sampai
netral keringkan dalam kertas saring dan isinya kegunaan kertas saring tersebut
untuk memisahkan filtrate dan residunya simpan pada cawan dan masukan pada oven
dengan temperature 105°C dengan waktu 2 jam (tergantung sampel)
setelah itu timbang.
Hull merupakan kertas yang dilipat
dalam bentuk kantung supaya padatan sampel tidak tercecer dalam labu saat
analisis lemak. Hull bersama dengan sampel ini dimasukan dalam soxlet. Alat
tersebut dan labu yang telah dikonstankan dirangkai dan disambungkan pada
heating mantle
Soxlet diisi dengan heksana
hingga dapat digunakan selama 1 setengah siklus. Kemudian kondensor dipasangan
dan dialirkan air pendingin. Heksan yang ditambahkan harus merendam sampel yang
terdapat dalam hull, agar lemak dapat dilarutkan oleh heksana. Karena heksana
merupakan senyawa organic non polar sehinggi dapat digunakan sebagai pelarut
lemak pada sampel. Soxlet ini dilakukan selama 3-4 jam (tergantung sampel).
Berikut adalah tabel uji analisis
kadar lemak
Dapat dilihat pada sampel masing-masing sampel berbeda dan
didapat rata-rata pada sampel kornet yaitu sebesar 7,6745% berdasarkan
literature kadar lemak pada kornet yaitu 12 % (SNI 01-3775-2006). Hal tersebut
menunjukan kadar kornet ini tidak sesuai dengan literature kadar lemak hasil
praktikum lebih kecil dari kadar lemak sampel pada literature berarti pada
sampel kornet tersebut lebih banyak kadar air daripada kadar lemaknya.
Kadar
lemak pada santan hasil praktikum telah didapat rata-rata yaitu sebesar 22,666%
berdasarkan literature kadar lemak pada santan adalah 13,05% (sukasih dkk,
2009). Hal tersebut menunjukan bahwa kadar lemak pada santan belum sesuai
dengan literature. Kadar lemak santan lebih besar dari pada kadar lemak santan
pada literature.
Didapat
kadar rata-rata pada sampel tepung koro yaitu 4,9481 % berdasarkan literature
tepung koro memiliki kadar lemak 2,3 – 3,9 % (Rini,2008). kadar lemak tepung
koro pada praktikum lebih besar dari kadar lemak pada literature.
Selanjutnya
didapat nilai rata-rata pada sampel tepung pisang yaitu sebesar 0,4490 %
sedangkan kadar rata-rata kadar lemak pada literature untuk tepung pisang
sebesar 3,91 % - 6,95% (Sarifudin, 2015). Kadar lemak sampel tepung pisang ini
sudah sesuai dengan literature.
Kadar
lemak sampel tepung ketan didapat rata-rata sebesar 0,3204% berdasarkan
literature yang ada kadar lemak pada tepung ketan adalah 0,0142% (Mahmud,2011)
kadar lemak pada sampel tepung ketan pada praktikum lebih besar daripada
literature hal tersebut dapat terjadi di karenakan beberapa hal seperti kadar
lemak yang terkandung dalam sampel praktikan dan sampel literature berbeda dan
factor lainnya.
Analisis Vitamin C
Analisis vitamin C dapat dilihat pada tabel 2, hasil
tersebut didapatkan dengan menggunakan iodimetri.
Berdasarkan hasil
praktikum, sampel yang memiliki kadar vitamin C tinggi adalah vitacimin c.
Karena itu, pada saat penimbangan atau pengambilan sampel jumlah yang
dibutuhkan hanya sedikit saja sudah mewakili, artinya kadar vitamin C nya akan
tetap terdeteksi. Dalam kemasan tertulis bahwa kadar vitamin C pada vitacimin
adalah 500, sedangkan hasil praktikum adalah sebesar 502. Ini artinya kadar
vitacimin hasil praktikum dengan kemasan
sudah sesuai dan mendekati. Kurang lebihnya itu bisa disebabkan saat
penimbangan yang kurang teliti, saat titrasi, dan bisa pada reagen yang
ditambahkan sudah lama karena seharusnya reagen yang ditambahkan adalah reagen
yang baru. Hasil praktikum, %Vit C pada vitacimin C rata-rata sebesar 26% ini
menguatkan bahwa vitamin C memang mempunyai kadar vitamin C tinggi dibandingkan
dengan sampel lain.
Jambu
biji menurut literature mengandung kadar vitamin c sekitar 98 mg/100 gram dan
hasil praktikum 24 mg/25 gram dan jika dikalikan 4 berarti kadar vitamin c nya
sebesar 96 mg/100 gram. Ini artinya jambu biji tersebut mempunyai kualitas yang
masih layak untuk dikonsumsi dan masih memiliki kandungan gizi bagi tubuh.
Selain jambu sampel berikutnya adalah tomat, menurut hasil pengamatan tomat
mempunyai kadar vitamin c 0,0527%. Sampel yang mempunyai kadar vitamin c paling
rendah adalah sampel cabai sebesar 0,1005%.
KESIMPULAN DAN SARAN
- Kesimpulan
Dapat
mengetahui kadar lemak pada sampel serta mengetahui kadar vitamin c pada sampel
yang berbeda.
Kadar lemak pada kornet tidak sesuai
dengan literature, kadar lemak pada santan tidak sesuai dengan literature, kadar
lemak pada tepung koro lebih besar daripada literatrur, kadar lemak pada tepung
pisang sudah sesuai dengan literature, tepung ketan pada sampel lebih besar
dari literature.
Hasil
Pengamatan Analisis Kadar Vitamin C pada praktikum menunjukkan bahwa sampel
yang memiliki kadar vitamin c tertinggi adalah vitacimin c dibandingkan dengan
tomat, jambu biji, jeruk nipis, dan cabai, yaitu sebesar 502 mg/g dan %vitamin
c sebesar 26,138%. Dan hasil ini sesuai dengan kadar yang tertera pada kemasan.
- Saran
Sebelum melakukan
analisa kadar vitamin, mahasiswa harus benar-benar memahami prosedur kerja agar
diperoleh data pengukuran dengan ketelitian yang tinggi dan mendekati
keakuratan. · Sebaiknya dalam melakukan penghitungan waktu pemanasan dalam
analisis kadar lemak praktikan telah memastikan bahwa kondisi sampel sudah
mendidih. sehingga hasil akan sesuai dengan yang di inginkan. Harus lebih
teliti melihat awal dan akhir titrasi. · Diharapkan semua praktikan dapat
melakukan semua cara dalam praktikum agar praktikan lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA
Deman, John M. 1997. Kimia Makanan. Bandung : Penerbit ITB
Jurnal pengaruh maltodekstrin dan
substitusi tepung pisang, Agus Triyono, balai besar pengembangan teknologi
tepat guna – LIPI
Arifin,
Helmi, Vivi Delvita, dan Almahdy A., 2007, Pengaruh Pemberian Vitamin C
terhadap Fetus pada Mencit Diabetes, Jurnal
Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 12, No. 1, ISSN : 1410 – 0177, Andalas.
Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet.
peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. (diakses pada tanggal 20
Maret 2016).
Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia.
Penerbit EGC: Jakarta.
Mahmud, Mien K. 2008. Tabel Komposisi
Pangan Indonesia. PT Elex Media Komputindo.
Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Liberty, Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment